Rabu, 16 Juni 2010

VIRUS-VIRUS IMAN


Agus Hermawan, S.Ag

            Iman adalah nikmat tertinggi yang dianuerahkan Allah swt. kepada manusia, ia  perhiasan termahal dan mutiara paling berharga yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya.  Karena dengan iman yang terjaga kualitasnya akan menjadi sumber kekuatan yang mengarahkan manusia kepa- da jalan kebaikan dan kesuksesan, serta menjadi penghalang dari jalan keburukan dan kesesatan. 
            Oleh karenanya mempertahankan kesehatan dan kekuatan iman adalah hal mutlak yang harus dilakukan, apalagi pada masa sekarang, dimana virus-virus iman dan penyakit-penyakit akidah ada dimana-mana.  Kemaksiatan, kezaliman dan kemusyrikan berserakan di tepi-tepi jalan.  Sungguh, sebuah jihad yang besar memegang teguh keimanan di tengah-tengah kekufuran dan kefasikan.  Sungguh sebuah perjuangan yang berat menggenggam erat istiqomah dalam beribadah di tengah-tengah kelalaian dan hegemoni manusia dalam mengejar dunia.      
Adapun iman yang melekat pada hati kita adakalanya dapat menjadi sakit manakala tidak terjaga, dan ada virus-virus yang menyerangnya.  Gejala awal munculnya virus iman ini adalah jika seorang muslim tersebut terkena kuman kutil (kurang tilawah) alquran, kudis (kurang disip- lin) dalam beribadah, kurap (kurang rapih) dalam beramal solih dan kuper (kurang perhatian) dalam menuntut dan mengaplikasikan ilmu agama.  Apabila kuman-kuman itu tidak segera dibersihkan dari iman kita, maka akan muncullah virus TBC (Takhayul, Bid’ah, Khurafat) dan SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme) yang secara perlahan akan menggerogoti kekebalan iman kita, yang pada akhirnya menyebabkan matinya saraf-saraf keimanan, serta melumpuhkan otot-otot ketakwaan.
Adapun virus-virus yang dapat merusak iman adalah sebagai berikut:
1.  Takhayul
     Takhayul secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.  Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil) . Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.  Takhayul menjadikan seseorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainya  untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki kedigdayaan (kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan, ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ubudiyyah seorang hamba akan keropos dan hancur.
2.  Bid’ah
      Bid’ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 1/91, Majma’ Al Lugoh Al ‘Arobiyah-Asy Syamilah)  Adapun definisi bid’ah secara istilah yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al I’tishom. Beliau mengatakan bahwa bid’ah adalah: Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.    Al Allamah Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa`di rahimahullah memaparkan bid`ah dari sisi keadaannya terbagi dua macam, yaitu :

Pertama : Bid`ah I'tiqad (bid`ah yang bersangkutan dengan keyakinan)
Bid`ah ini juga diistilahkan bid`ah qauliyah (bid`ah dalam hal pendapat) dan yang menjadi patokannya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan dalam kitab sunan :
"Umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya berada dalam neraka kecuali satu golongan". Para shahabat bertanya : "Siapa golongan yang satu itu wahai Rasulullah ?.
Beliau menjawab : "Mereka yang berpegang dengan apa yang aku berada di atasnya pada hari ini dan juga para shahabatku".


Yang selamat dari perbuatan bid`ah ini hanyalah ahlus sunnah wal jama`ah yang mereka itu berpegang dengan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan apa yang dipegangi oleh para shahabat radliallahu anhum dalam perkara ushul (pokok) secara keseluruhannya, pokok-pokok tauhid , masalah kerasulan (kenabian), takdir, masalah-masalah iman dan selainnya.

Kedua : Bid`ah Amaliyah (bid`ah yang bersangkutan dengan amalan ibadah)
Bid`ah amaliyah adalah penetapan satu ibadah dalam agama ini padahal ibadah tersebut tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan perlu diketahui bahwasanya setiap ibadah yang tidak diperintahkan oleh Penetap syariat (yakni Allah ta`ala) baik perintah itu wajib ataupun mustahab (sunnah) maka itu adalah bid`ah amaliyah dan masuk dalam sabda nabi shallallahu alaihi wasallam : “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718), “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Jadi, ingatlah wahai saudaraku. Sebuah amalan dapat diterima jika memenuhi dua syarat ini yaitu harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika salah satu dari dua syarat ini tidak ada, maka amalan tersebut tertolak.
3.   Khurafat

      Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda.  Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.  Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil) .  Adapun pe-
ngertian khurâfat dalam Islam ialah semua cerita yang berupa rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .

      Khurâfat yang timbul dari prasangka, menuruti hawa nafsu, taklid buta dan berpegang pada kepercayaan tanpa bukti yang benar akan melahirkan masyarakat yang rapuh. Ummat mudah roboh karenanya. Maka khurâfat dan takhayul semestinya harus dijauhi oleh pribadi setiap muslim.  Untuk menanggulangi khurâfat dan takhayul yang terjadi pada masyarakat, perlu usaha setiap muslim mendalami ilmu agama, dengan pemahaman Islam yang benar insyâAllah akan terjaga dari pemikiran-pemikiran khurâfat yang menyimpang.

4.  Sekularisme
      Sekularisme secara sederhana dapat didefinisikan sebagai doktrin yang menolak campur tangan nilai-nilai keagamaan dalam urusan manusia, singkatnya urusan manusia harus bebas dari agama atau dengan kata lain agama tidak boleh mengintervensi urusan manusia. Segala tata-cara kehidupan antar manusia adalah menjadi hak manusia untuk mengaturnya, Tuhan tidak boleh mengintervensinya.  Sekularisme agama adalah memisahkan urusan dunia dari agama; agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

      Sikap orang-orang Sekularis ini terlihat angkuh, sombong bahkan sangat menggelikan, bagaimana tidak, mereka seakan-akan lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi urusan manusia melebihi Allah SWT yang telah menciptakannya. Memang patut diakui, orang-orang Sekularis adalah orang-orang genius dan brillian bahkan dengan gelar pendidikan profesor-doktor yang menyilaukan mata, tetapi sangat tidak pantas bila mereka lantas merasa lebih tahu urusan manusia dari pada Allah SWT yang menciptakannya.

Allah SWT telah memperingatkan terhadap tipu daya orang-orang Sekularis yang artinya :

“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".

“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”
QS. 2:11-12

5.  Pluralisme

     Pluralisme adalah sebuah paham yang mendoktrinkan bahwa kebenaran itu bersifat banyak atau tidak tunggal. Ada Pluralisme dalam agama, hukum, moral, filsafat dan lain sebagainya, dalam kajian ini akan kita ambil defenisi Pluralisme dalam agama yang sering disebut sebagai Pluralisme agama atau sering kali disingkat sebagai Pluralisme saja.  Jadi orang yang berpaham Plural dia sejatinya meyakini bahwa dalam agama Islam ada keselamatan untuk menuju sorga, dalam waktu yang bersamaan dia juga meyakini bahwa dalam agama Kristen juga ada jalan keselamatan menuju ke sorga, begitu juga dalam agama Budha, Hindu, Konghucu dan lain sebagainya.  Faham pluralisme juga mengajarkan bahwa semua agama adalah benar, karenanya manusia bebas memilih agama dan keyakinannya sesuai kehendak hatinya.tidak boleh mengklaim salah satu agama saja yang benar.  Padahal Allah SWT berfirman yang artinya :

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam"“... QS. 5:17
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. QS. 3:19

6.  Liberalisme

     Islam artinya tunduk patuh atau pasrah dan Liberal artinya bebas, jadi Islam liberal adalah tunduk patuh tapi bebas.
Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an & Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.  Islam Liberal dalam prakteknya adalah kebe- basan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam agar Islam compatible dengan modernitas, compa- tible dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dilakukan penafsiran ulang atas al-Qur”an, tidak boleh mengikuti metode tafsir ulama-ulama terdahulu, menafsirkan al-Qur”an harus dengan cara kontemporer atau modern, bahkan harus membuang jauh-jauh sunnah Rasulullah saw dan menghujat ulama-ulama besar seperti Imam Syafi”i.

     Banyak sekali yang akan dirombak ulang oleh Islam Liberal antara lain menghalalkan khamer,  membolehkan zina asal tidak melanggar hak orang lain, tidak mengkafirkan umat di luar Islam agar bisa kawin secara lintas agama atau agar agama lain dapat dihukumi sama-sama akan masuk sorga dan masih banyak lagi hukum-hukum yang akan dirombak semuanya agar Islam dapat mengikuti dan sesuai dengan perkembangan zaman.  Na’uuzu billaah..

            Demikianlah virus TBC dan SEPILIS yang sangat berbahaya yang kapan saja dapat menyerang umat Islam. Karenanya marilah kita pererat ukhuwah islamiyyah dan perkuat akidah islamiyyah, serta terus berjihad mentadabburi alquran dan as sunnah sehingga iman dan akidah kita tetap terproteksi dari virus-virus iman yang merusak tauhid dan memporakporandakan nilai-nilai keimanan. Wallaahu a’lam bish shawab

































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar