Minggu, 20 Juni 2010

KECINTAAN MANUSIA

Agus Hermawan, S.Ag

Salah satu nikmat yang Allah swt. berikan kepada manusia adalah adanya perasaan cinta (mahabbah) di dalam hatinya. Cinta merupakan suatu rasa yang diharapkan kehadirannya dalam kehidupan seseorang. Cinta akan mampu merubah sifat dan sikap seseorang dalam waktu yang sangat singkat , cinta juga mampu membuat seseorang melupakan rasa, bahkan karena ada rasa cinta, orang bisa berkorban dan melakukan apa saja demi sesuatu (seseorang) yang dicintainya. Akan tetapi, Islam mengajarkan agar kita dapat menempatkan cinta secara proporsional dan benar. Kita harus membagi cinta untuk Allah dan Rasul-Nya, cinta untuk keluarga, dan cinta untuk bekerja dan berusaha mencari harta yang halal. Dalam Alquran Allah swt. menyebutkan beberapa hal yang menjadi kecintaan manusia sebagai berikut:


Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga).
(Q.S. Ali Imran : 14)

Macam-macam kecintaan manusia

Berdasarkan ayat ke 14 surat Ali Imran di atas, dapat kita ketahui beberapa jenis kecintaan manusia, yaitu:

1. Cinta terhadap wanita

Wanita ialah makhluk yang Allah swt. ciptakan dengan memiliki berbagai keindahan. Dari ujung rambut sampai ujung kakinya memiliki nuansa syahwat yang dapat memunculkan hasrat kaum lelaki. Islam memandang, cinta terhadap wanita sebagai fitrah bagi manusia (laki-laki) yang harus terpenuhi kebutuhan syahwatnya. Namun Islam telah memberi kan aturan yang jelas, bahwa untuk menyalurkan hasrat terhadap wanita harus melalui proses yang halal yaitu nikah. Bukan dengan jalan “pacaran” apa lagi sampai melakukan perzinahan. Dengan menikah , akan terciptalah ketenangan dan ketentraman dalam hati, terjagalah mata dari melihat wanita yang bukan muhrimnya (ghoddul bashar), akan terbentuklah sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah, sehingga kekhusyuan beribadah kepada Allah swt.pun akan bertambah.

2. Cinta terhadap anak-anak

Anak adalah nikmat dan amanat yang besar yang diberikan Allah swt. kepada kita. Setiap orang yang sudah menikah pasti mendambakan kehadiran sang anak dalam kehidupannya. Anak ialah harta yang paling berharga, yang tidak dapat ditukar dengan uang sebanyak apapun. Anak ialah permata hati yang dapat memberikan kesejukan dan kedamaian, pengobat hati dikala duka, pemberi semangat dikala putus asa hampir menerpa. Sehingga orang yang sangat sayang dan cinta dengan anaknya, akan melakukan apa saja, agar segala kebutuhan anak-anaknya dapat terpenuhi dengan baik dan layak. Perlu kita ingat, bahwa dalam Alquran Allah swt. mengklasifikasikan anak-anak kita kedalam empat golongan, pertama ada anak yang menjadi musuh bagi kedua orang tuanya (Q.S.At Tagaabun: 14), kedua anak yang menjadi fitnah /ujian (Q.S.At Tagaabun: 15), ketiga anak yang menjadi perhiasan kehidupan dunia (Q.S.Al Kahfi: 46), dan keempat anak yang menjadi penyejuk hati/qorrotu a'yun (Q.S.Al Furqon: 74). Tipe anak yang keempat inilah yang menjadi dambaan semua orang tua, yaitu anak yang saleh yang mendoakan kedua orangtuanya.

3. Cinta terhadap harta benda

Harta benda ialah sesuatu yang sangat dicintai oleh manusia. Dalam surat Ali Imran ayat 14 di atas, Allah swt. menyebutkan beberapa harta benda yang dicintai oleh manusia, yaitu: emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, sawah dan ladang. Sungguh menjadi suatu kebanggaan /prestise dalam hidup kalau seseorang itu memiliki harta yang banyak, mobil yang mewah, rumah yang megah, dan uang yang bertumpuk-tumpuk. Orang yang gila harta akan memakai segala cara untuk mendapatkannya, bahkan hal-hal yang haram-pun akan ditempuhnya asalkan harta tersebut dapat dimilikinya.
Islam memandang kita boleh saja mencari harta benda, namun harus dengan cara yang halal dan diridhoi oleh Allah swt. Harta ialah sarana ( jalan) kita untuk beribadah kepada Allah swt. Dengan harta tersebut kita dapat berzakat, berinfak dan bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. Membantu yatim piatu, para dhuafa, fakir dan miskin. Sebaliknya harta yang didapat dari jalan yang haram, dan orang-orang yang tidak mau mengeluar- kan zakatnya, maka di hari kiamat nanti harta tersebut (emas dan perak) akan dipanaskan dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi,lambung dan punggung mereka sebagai azab dari Allah swt. (Q.S. Attaubah : 35).

Dalam ajaran Islam, mencintai sesuatu, entah wanita, anak-anak, harta, tahta atau apa saja yang bersifat duniawi, tidaklah dilarang, selama kecintaannya terhadap sesuatu tersebut tidak melebihi cintanya kepada Allah swt. dan Rasul-Nya. Idealnya, kecintaan terbesar seorang muslim adalah cinta kepada Allah swt. Cinta pada selain Allah swt. bisa membuat manusia buta dan tuli . Buta berarti kecintaan akan membuat manusia tidak dapat melihat manfaat dan mudharatnya. Saat seseorang terlalu mencintai sesuatu, ia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya dan tatkala ia telah memilikinya ia tidak mau melepaskannya, ia telah buta terhadap ajaran Allah swt. Tuli berarti tidak mau mendengarkan nasihat dan kebenaran. Cintanya kepada sesuatu membuat ia tidak mau dinasihati.

Imam Ibnul Qoyyim berkata”Barangsiapa yang menyerupakan cintanya kepada Allah swt. dengan cinta manusia kepada manusia seperti jalinan hubungan kemesraan, atau sifat-sifat yang tidak layak lainnya, maka ia adalah orang yang salah dan keji, dia layak dijauhi dan dibenci”.

Maka dari itu cintailah sesuatu itu karena Allah swt. Artinya dasarilah rasa cinta kepada sesuatu itu dengan iman, karena cinta seperti ini adalah cinta yang masyru’ (disyariatkan). Cinta seperti ini akan melahirkan keseimbangan dalam hidup, dan orang itu tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Begitulah cinta yang didasari oleh iman akan membawa kemanfaatan bagi dirinya di dunia dan keselamatan di akhirat.

Jangan mencintai sesuatu dengan didaasari oleh hawa nafsu, karena cinta seperti ini adalah cinta ghoir masyru’ (tidak disyariatkan). Karena cinta seperti ini akan melahirkan sikap tidak pernah puas dan cukup. Orang seperti ini hanya akan mendapatkan kenikmatan sesaat dan kesengsaraan yang kekal.
Dan sebagai bahan perenungan, mari kita perhatikan firman Allah swt. dalam surat Attaubah : 24, yang artinya: Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. Wallaahu a’lam bish showab..

1 komentar:

  1. artikel yang ini juga bagus pa tapi kan cinta kita yang paling utama hanya untuk allah dan nabi muhammad nah bagaimana cara yang baaik dalam mencintai allah dan rasul - nya ya pak???

    makasih pa

    BalasHapus