Agus Hermawan,S.Ag
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
(Q.S. Al Ahzab : 56)
Tidak akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul secara sempurna, kecuali orang yang mengagungkan urusan din (agama) nya, yang keinginan utamanya adalah merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah swt. dan selalu mengutama- kan akhirat dari pada dunia dan perhiasannya. Cinta Rasul inilah dengan izin Allah swt. menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah swt. menyelamatkan kita dari neraka, serta dengan mengi- kuti beliau kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya hari kiamat, yakni hari yang setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya, karena sibuk dengan urusannya sendiri. Cinta Nabi tidaklah berupa kecenderungan sentimental dan romantisme pada saat-saat khusus, misalnya dengan peringatan-peringatan tertentu. Cinta itu haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal sha- lih, dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Ada sebuah kisah tentang seorang yang begitu cinta kepada Rasulullah saw. yang diambil dari kitab “Mukasyafatul Qulub”, karya Imam Al Gha zali, yaitu: seorang lelaki lupa tidak membaca shalawat kepada Nabi muhammad saw., saat malamnya ia bermimpi melihat Nabi Muhammad saw. tidak menoleh kepadanya, ia lalu bertanya: “Wahai Rosul, apakah engkau marah padaku ?” “Tidak,” Jawab beliau. “Lalu kenapa engkau tidak memandang- ku ?” Karena aku tidak mengenalmu,” Jawab beliau. Lelaki itu berkata, bagaimana engkau tidak mengenal aku, padahal aku adalah umatmu ! lelaki itu bangun dari tidurnya, kemudian setiap harinya ia membaca shalawat 100 kali, dan suatu hari ia bermimpi melihat Rosulullah saw. beliau bersabda, sekarang aku mengenalmu, dan aku akan memberi syafaat buatmu.
Berdasarkan kisah diatas dapat kita ambil pelajaran, bahwa orang-orang yang cinta kepada Rasulullah saw. akan gemar dan senang menyebut namanya. Nama Rasulullah saw. senantiasa ada dan menghiasi dirinya dalam setiap membaca shalawat. Akan tetapi banyak orang yang membaca shalawat kepada Nabi saw. belum tumbuh rasa cinta yang sebenarnya kepada beliau, hanya ucapannya yang ada tetapi hatinya belum terpaut cintanya kepada beliau.
Arti Shalawat
Shalawat ialah bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muham- mad saw. dan keluarganya. Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah swt., serta meng- harapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Cara memperoleh kekhusyuan dalam bershalawat
Ada banyak cara untuk memperoleh kekhusyuan dalam membaca shalawat kepada Rasulullah saw, 3 diantaranya yaitu:
1. Niat
Niat adalah dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Segala
perbuatan yang kita lakukan harus diniatkan semata-mata untuk mengharap
keridhoan dari Allah swt., bukan mengharapkan pujian atau sanjungan dari
manusia. Begitu pula ketika kita bershalawat kepada Rasulullah saw., niat-
kanlah dengan hati yang tulus dan ikhlas, karena hanya dengan keikhlasan
dan ketulusan hati, shalawat yang kita baca insyaallah akan berpengaruh po- sitif dalam diri kita, dan akan menambah rasa cinta kepada Rasulullah saw.,
serta timbul keinginan untuk meneladani akhlak beliau dalam kehidupan se-
hari-hari.
2. Memilih bacaan shalawat
Dalam bershalawat kepada Rasulullah saw. hendaknya kita memperhatikan bacaan-bacaannya. Pilihlah bacaan shalawat yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk Rasul, hindari membaca shalawat yang tidak sesuai dengan sunnah, dan bertentangan dengan kaidah tauhid/keimanan.
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan. Sebagaimana dalam hadits disebutkan:
“Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan memba- lasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat.” (H.R.Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al-bani dalam Shahihul Jami’).
Demikianlah kedudukan shalawat Nabi saw. dalam agama Islam, sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah dengan petunjuk Nabi Mu- hammad saw. Sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk Nabi saw. dan sejelek-jelek shalawat adalah yang menyalahi petunjuknya. Nabi saw. lebih mengerti shalawat manakah yang paling sesuai untuk diri beliau saw. Adapun bentuk shalawat atas Nabi adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: Ucapkanlah:
Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga
Muhammad.” (H.R. Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858)
3. Penuh konsentrasi
Dalam membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. hendaknya kita menghadirkan hati dan membacanya dengan penuh konsentrasi. Konsentrasi berarti pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Begitu pula ketika kita membaca shalawat, perhatian dan pikiran kita terpusat kepada Rasulullah saw., tidak kepada hal yang lain. Dan agar kita bisa konsentrasi dalam membaca shalawat hendaknya kita memilih tempat dan waktu yang tepat, misalnya di masjid/mushola, setelah/ba’da shalat fardhu, atau ketika shalat tahajud di malam hari.
Cerminan orang-orang yang khusyu dalam membaca shalawatnya kepada Rasulullah Muhammad saw. adalah akan senang dan rindu membaca shalawat kepada nabi Muhammad saw., dan kecintaan terhadap Rasulullah semakin menggelora, kepribadiannya semakin baik, sikapnya semakin bijaksana, arif dan adil, serta tawadhu. Oleh sebab itu, wahai kaum muslimin mari kita tingkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah saw. dengan bershalawat kepadanya. Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa menunjukkan jalan kebaikan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar