Agus Hermawan, S.Ag
“ Alif laam miim (1) Kitab (Al –Quran) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa(2)”. (Q.S. Al Baqarah : 1-2)
Sesungguhnya tiada nikmat yang paling berharga dalam kehidupan ini selain nikmat keimanan. Dan sesungguhnya nilai takwa merupakan buah dan natijah dari keimanan. Untuk itu, marilah kita hiasi perjalanan hidup ini dengan indahnya nilai-nilai ketakwaan. Kemuliaan seseorang diukur dari sifat taqwanya, dan ketaqwaan itulah sesungguhnya yang dapat me- mengangkat martabat insan ke arah kemuliaan dan kecemerlangan.
Orang yang bertakwa tak pernah terpisah hidupnya dari Al-Quran. Lidahnya senantiasa basah dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Hati- nya bergetar ketika menghayati dan merenungkan ungkapan ayat-ayat suci Al-Quran. Dia berfikir dan menerjemahkan cetusan pemikiran berlandas- kan ajaran Al-Quran, sehingga ilmunya, hasil pemikirannya memancarkan manfaat dan kebaikan kepada orang lain.
Adapun permasalahannya adalah bagaimanakah kita berinteraksi atau bermuamalah dengan kitab yang menjadi pusaka yang diwarisi oleh Nabi Muhammad saw. ini. Apakah kitab petunjuk ini hanya dijadikan sebagai sekedar hiasan. Jika demikian kita akan ditamsilkan seperti unta yang mati kehausan di padang pasir, sedangkan ada air yang terpikul di belakangnya. Samalah seperti yang pernah diumpamakan oleh Hasan Al-Banna bahwa orang Islam yang tidak menghayati dan mengamalkan ajaran Al-Quran, seperti orang yang membawa lampu suluh di malam hari tetapi dia tidak pandai untuk menggunakannya.
Ada enam cara untuk berinteraksi dengan Al-Quran, yang disingkat dengan sebutan 6 T, yaitu: tilawah (membaca), tadabbur (memahami), tahfidz (menghafal), tanfidz (mengamalkan), ta’lim wa ta’allum (mengajar dan belajar), dan tahkim (menjadikan pedoman dan sumber hukum).
1. Tilawah (membaca)
Cara pertama untuk berintraksi dengan Al-Quran ialah dengan memba- canya setiap hari. Dengan membaca Al-Quran selain akan mendapatkan pahala yang sangat banyak, juga hati akan menjadi tenang dan tentram. Orang yang suka membaca Al-Quran akan mendapat rahmat dari Allah swt. sehingga hidupnya akan terbimbing oleh cahaya keimanan yang dapat membedakan antara yang halal dan haram, serta menunjukkan jalan kebe- naran yang membawa keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhi- rat. Bahkan, pada hari kiamat nanti Al-Quran akan memberikan syafaat bagi orang-orang yang suka membacanya, sebagaimana hadits nabi Mu- hammad saw. ”Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang di hari kiamat menjadi penolong bagi orang yang membacanya” (H.R. Muslim)
2. Tadabbur (memahami / mengkaji makna Al-Quran)
Setelah kita dapat membiasakan diri untuk selalu tilawah Al-Quran, maka hendakya kita juga bersungguh-sungguh dalam mentadabburi setiap ayat yang terdapat di dalamnya, karena ada sebagian dari ummat Islam yang hanya sekedar memburu pahala membacanya saja, tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, sehingga terkadang perbuatan mere- ka sehari-hari tidak sesuai dengan petunjuk Al-Quran.
3. Tahfidz
Al-Quran adalah kitab suci yang ayat-ayatnya mudah untuk dihafalkan dan diingat oleh manusia (Q.S. Al Qomar : 17). Setiap individu muslim hendaknya berusaha untuk menghafalkan Al-Quran menurut kemampuan- nya. Dengan menghafal Al-Quran, selain bernilai ibadah, maka akan me- nambah kecintaan kita kepada Al-Quran, serta akan dimuliakan oleh Allah swt. di dunia dan di akhirat. Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Seseorang yang ahli didalam Al-Quran akan berada dikalangan malaikat-malaikat pencatat yang mulia dan lurus, dan seseorang yang tidak lancar (tersendat-sendat) didalam membaca Al-Quran sedang ia bersusah payah mempelajarinya, akan mendapat ganjaran dua kali lipat." (H.R. Bu- khari, Nasai,Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
4. Tanfidz (mengamalkan Al-Quran)
Hal yang amat penting yang menjadi kewajiban kita terhadap Al-Quran ialah dengan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Al-Quran dalam menjala- ni kehidupan. Hukum-hukum yang diajarkan oleh Al-Quran adalah: kewa- jiban shalat lima waktu, berzakat, puasa, haji, berakhlak mulia seperti jujur, amanah, menepati janji, tidak berprasangka dan menyalahgunakan nikmat lidah untuk mengumpat, menghina atau memfitnah. Semua ini merupakan ajaran Al-Quran yang dengan mengamalkannya niscaya insan akan selamat di dunia dan di akhirat.
5. Ta’lim wa Ta’allum (mengajar dan belajar Al-Quran)
Setiap kita hendaklah menjadikan Al-Quran sebagai sahabat karib, teman berinteraksi dan guru petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Bagi yang belum mampu membaca ayat-ayat suci maka mereka perlulah memu- lai mempelajari bacaan dan peraturan-peraturan bacaannya sehingga me- nguasainya dengan baik. Dalam berapapun usia kita, Al-Quran wajib untuk dipelajari baik bacaan maupun ajarannya. Sesungguhnya tiada bata- san usia untuk seseorang itu belajar dan mempelajari Al-Quran. Kita tidak perlu malu untuk belajar membaca Al-Quran dalam usia yang telah lanjut, karena yang penting kita perlu mampu membaca Al-Quran ini sebelum kita semua bertemu dengan Allah swt. Bahkan orang yang mau belajar dan mengajarkan Al-Quran sangat dimuliakan oleh Allah swt. Nabi Muham- mad saw. bersabda : ”Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”. (H.R. Bukhari)
6. Tahkim (menjadikan pedoman/sumber hukum)
Al-Quran merupakan petunjuk (hudan) bagi seluruh umat manusia , ia merupakan sumber hukum atau Undang-undang yang harus ditaati dan dipatuhi, ia juga merupakan pedoman hidup yang menuntun manusia ke jalan yang benar dan lurus. Seluruh peri kehidupan kita haruslah bersan- dar pada Al-Quran. Dalam bidang ekonomi, bersandarlah dengan Al-Quran, seperti : menunaikan zakat, menjauhi perniagaan berasaskan riba, tidak boros, tidak menipu dan menanamkan nilai kasih sayang dalam uru- san niaga kita . Dalam bidang sosialpun kita haruslah bersandar pada Al-Quran, seperti: cinta kedamaian, berkerjasama, bertoleransi, menghormati hak tetangga, tidak mementingkan diri sendiri, tidak merampas hak orang lain dan tidak menganiaya atau menzalimi orang lain.
Demikianlah enam cara berinteraksi dengan Al-Quran, semoga dapat kita amalkan dalam kehidupan. Di bawah naungan Al-Quran, niscaya kita dapat meraih kedamaian, kesejahteraan dan ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar