Selasa, 24 Januari 2012

ANJURAN BERBUAT KEBAIKAN

Disusun Oleh: Agus Hermawan, S.Ag
I. Firman Allah swt:
“ Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkan “kehidupan yang baik”, seperti:
1. Abdullah bin Abbas ra. : rezeki yang baik dan halal di dunia
2. Abdullah bin Abbas ra. : sa’adah (kebahagiaan)
3. Ali bin Abi Thalib, Al Hasan Al Basri : qona’ah (kecukupan)
4. Abu Bakar al Waroq : lezatnya ketaatan
5. Abdurrahman bin Nashr As Sa’di : ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang mengganggu ketenangan hatinya, sehingga Allah memberikan rezeki yang baik dan halal kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka
6. Abul Fida’ Ibnu Katsir ra. : kehidupan yang baik mencakup seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi.
7. Qotadah, Mujahid, Ibn Zaid ra. : kehidupan yang baik di akhirat berupa surga
8. Abu Ghasan dari Syarik : kehidupan yang baik di alam kubur
Adapun tentang janji yang Allah berikan berupa pahala yang lebih baik, berkata Abu Bakar Al jaza’iri hafidzahullah, bahwa “yang mendapatkan janji ini adalah ahli iman dan amal soleh, yaitu keimanan yang benar, mengantarkan kepada amalan soleh, bersih dari syirik dan maksiyat. Merekalah yang akan memetik janji dari Allah berupa kehidupan yang baik, kecukupan, makanan dan minuman yang lezat, serta bersih dari noda (kotoran). Ini di dunia. Adapun di akhirat, mereka akan memperoleh surga dan balasan yang terbaik dari setiap jenis amalan yang telah mereka kerjakan (Aisar At Tafsir).”

II. Hadits Nabi Muhammad saw.
“Mu’adz berkata: Rasulullah saw. mewasiati/menasihati saya, seraya beliau bersada: Wahai Mu’adz, saya wasiati/nasihati kamu agar bertakwa kepada Allah, benar/jujur pembicaraan, setia pada janji, tunaikan amanat, tinggalkan khianat, jaga hubungan baik dengan tetangga, santun terhadap anak yatim, lemah lembut pembicaraan, sebarkan salam, baik amal, sedikit angan-angan, konsekuen dengan keimanan, fahami Alquran, cinta akhirat, merasa susah memikirkan hisab amal, rendahkan sayap (sopan santun). Dan saya melarang kamu mencaci maki orang yang bijaksana, atau mendustakan orang yang benar/jujur, atau tunduk patuh pada orang yang berdosa, atau melanggar perintah dan larangan pemimpin yang adil, atau merusak bumi. Dan saya nasihati kamu agar bertakwa kepada Allah pada setiap batu, kayu, dan tanah (jangan merusak ketiga unsur tersebut) dan kamu harus ikuti setiap dosa dengan tobat. Dosa yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tobatnya dengan sembunyi-sembunyi pula, dosa yang dikerjakan dengan terang-terangan, tobatnya dengan terang-terangan pula. (Diriwayatkan oleh Al Kharaithi, Al Baihaqi dan Abu Nu’aim)

III. Daftar Pustaka
Ahlussunahpalopo.blogspot.com
Muhammad, Abu Bakar, Hadits Tarbiyah, Surabaya: Al khlas, 1995

1 komentar:

  1. Saya setuju dengan post diatas ,dengan kita berbuat baik ke orang lain,orang lain akan berbuat baik kepada kita juga,karena tidak ada balasan yang pantas untuk sebuah kebaikan selain kebaikan juga.
    Dan ALLAH juga menyayangi makhluknya yang yang selalu berbuat baik dan hambanya yang menyayangi sesamanya.

    BalasHapus