Rabu, 01 Februari 2012

EMPAT KEDUDUKAN ANAK DALAM AL-QURAN

Oleh: Agus Hermawan, S.Ag

Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah berikan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu orang tua hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, baik jasmani maupun rohani, dan barakhlaqul karimah serta memiliki intelegensi yang tinggi. Anak dapat membuat senang hati kedua orang tuanya, manakala anak tersebut berbakti kepada mereka, serta taat dalam menjalankan ibadahnya. Namun anak juga dapat membuat susah kedua orang tuanya manakala anak tersebut tidak berbakti kepadanya, serta tidak taat beribadah, apalagi kalau sampai terlibat atau tersangkut dalam masalah kriminalitas atau kenakalan remaja yang lain. Dalam al-Quran, Allah swt. mengklasifikasikan kedudukan anak menjadi empat golongan, yaitu:
Pertama, ada anak sebagai musuh, hal ini Allah jelaskan dalam surat at-Tagobun ayat 14 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” Yang dimaksud anak sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Kedua, anak sebagai fitnah atau ujian, hal ini Allah jelaskan dalam surat at-Tagobun ayat 15, yang artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah cobaan (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.” Fitnah yang dapat terjadi pada orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang negative. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat susah dan resah orang tuanya.
Ketiga, anak sebagai perhiasan, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 46, yang artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat.
Keempat, anak sebagai penyejuk mata (qorrota a’yun) atau penyenang hati, hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqon ayat 74, yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Dari ke-empat kedudukan anak tersbut, tentu sebagai orang tua menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun. Namun untuk mencapainya diperlukan keserisuan dan ketekunan orang tua dalam membina mereka. Orang tua hendaknya menjadi figure atau contoh buat anak-anaknya. Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya. Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah misalnya, maka anak-pun akan mudah kita ajak untuk shalat berjama’ah. Jika orang tua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak mereka-pun akan mudah menirunya. Kemudian, orang tua hendaknya menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang baik dan berkualitas, juga mempraktikkan amalan-amalan sunnah di sekolah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah orangtua hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat. Karena teman juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta akhlak anak-anak mereka.
Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam membina dan mengarahkan anak-anak kita kepada kelompok qurrota a’yun, sehingga mereka menjadi penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya baik di dunia maupun di akhirat.

Melihat Surga Di Depan Mata

Disusun Oleh : Agus Hermawan

I. Surga
Surga adalah suatu pembalasan yang agung dan pahala tertinggi bagi para hamba Allah yang taat. Surga merupakan suatu kenikmatan sempurna. Tak ada sedikit pun kekurangannya. Tak ada kemuraman di dalamnya. Penggambaran surga yang difirmankan oleh Allah swt. dan disabdakan oleh Nabi saw., memang hampir tak mampu kita gambarkan dengan otak dan imajinasi kita yang terbatas ini. Betapa sulit membayangkan kenikmatan yang demikian besar. Sungguh kemampuan imajinasi kita akan terbentur pada keterbatasannya.
Kita coba untuk memvisualisasikan dalam angan hadits Qudsi yang menceritakan tentang gambaran surga berikut ini, “Kami sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu, yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlintas oleh hati manusia…”
“Seorang pun tak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As-sajdah : 17)
Allah swt. menentukan hari masuknya ke surga pada waktu tertentu dan memutuskan jatah hidup di dunia pada batas waktu tertentu serta menyiapkan di dalam surga berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas dalam hati. Dia memperlihatkan dengan jelas surga kepada mereka agar dapat melihatnya dengan mata hatinya karena penglihatan mata hati lebih tajam daripada pandangan mata kepala.
“Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah penghuni surga. Jika ia penghuni neraka, maka ia adalah penghuni neraka. Kemudian dikatakan, Inilah kursimu hingga Allah Ta’ala membangkitkanmu pada hari kiamat nanti.” (HR.Bukhari-Muslim)
Sungguh Nabi Muhammad saw. telah melihat di dekatnya terdapat surga tempat tinggal sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim hadits dari Anas dalam kisah Isra’ dan Mi’raj. Pada akhir hadits tersebut dijelaskan,
“Jibril berjalan terus hingga tiba di Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak aku ketahui.” kata Rasulullah saw. lebih lanjut, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. (HR.Bukhari-Muslim)
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar /39 :73)
Untuk memeri nama surga itu, Al Quran memberikan banyak gelaran seperti Jannatul Ma’wa (Surga tempat kembali), Jannatu ‘Adn (Surga sebagai tempat tinggal yang kekal), Darul Khulud (Perumahan yang kekal), Firdaus (Paradiso), Darus Salam (Perumahan kesejahteraan), Darul Maqamah (Perumahan ketenangan), Jannatun Na’im (Taman-taman kenikmatan), Maqam Amin (Kedudukan sentausa) dan lain-lain lagi.


II. Penghuni-penghuni surga
Surga itu tidak akan dimasuki melainkan oleh orang yang benar-benar mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mulia serta bersifat dengan berbagai keutamaan dan keluhuran. Allah swt. berfirman dalam surat At-Taubah ayat 111-112 :
“Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan mengaruniakan surga untuk mereka itu. Mereka berperang untuk membela agama Alah, sebab itu merekapun membunuh dan terbunuh, menuruti janji Allah yang tersebut dalam kitab Taurat, Injil dan Quran. Siapakah yang lebih menepati janjinya dari pada Allah? Oleh sebab itu, maka bergembiralah dengan perjanjian yang telah kamu semua perbuat. Yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Orang-orang yang bertaubat kepada Allah, orang-orang yang menyembah-Nya, orang-orang yang memuji-Nya, orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang ruku, orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh mengerjakan kebajikan, orang-orang yang melarang mengerjakan keburukan dan orang-orang yang menjaga batas-batas hukum Allah, maka sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman itu”.
“”Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela, tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Mu’Minun : 1-11)

III. Kenikmatan-Kenikmatan Surga
A. Sungai yang bermacam-macam
“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah sebagai suatu taman yang didalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti, sungai-sungai dari anggur yang amat sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bening jernih. Disana mereka memperoleh segala macam buah-buahan serta pengampunan dari Tuhannya” ( QS. Muhammad : 15)
B. Rezeki berupa buah-buahan
“Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, sesungguhnya mereka itu akan memperoleh taman-taman surga yang mengalirlah beberapa sungai di dalamnya. Setiap mereka mendapatkan pemberian rezeki dari surga dari semacam buah-buahan, mereka lalu berkata: “Ini adalah seperti rezeki yang kita terima sebelum sekarang”. Kepada mereka diberikanlah pemberian-pemberian yang serupa. Didalam surga itupun mereka akan memperoleh jodoh (pasangan) yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. ( QS. Al Baqarah : 25)
“Para ahli surga menerima buah-buahan, yang mana saja mereka bebas memilihnya, dan pula daging burung, mana saja yang mereka inginkan”. (QS AlWaqi’ah : 20-21)
C. Pakaian, Dipan dan Perlengkapan Makan dan Minum
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera. Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya. Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana Kristal, Kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan ukurannya yang sesuai (dengan kehendak mereka). Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di suga) yang dinamakan Salsabil”. (QS.Al Insan : 12-18)
“Kepada mereka itu diedarkanlah piring-piring dan gelas-gelas dari emas. Didalamnya terdapat semua apa yang diingini oleh hati dan yang sedap dipandang mata. Kamu semua akan kekal di situ selama-lamanya”. (QS. Az Zukhruf: 71)
D. Pelayan-pelayan di surga
“Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda (pelayan) yang tetap muda. Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci)”. ( QS. Al Insan : 19-21)
E. Bangunan Bertingkat-tingkat
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah tidak akan memungkiri janji(nya). (QS. Az Zumar : 20)
F. Gadis-gadis (bidadari)
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan”. (QS. Yasin : 55-56)
“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya”. (QS. Al Waqi’ah : 35-37)
“Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik”. (QS. As-Saffat : 48-49)
G. Tidak bersifat dengki dan tidak merasa lelah
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berdiam di dalam taman-taman surga dan di tengah-tengahnya ada suatu air yang memancar. Kepada mereka dikatakan : “Masuklah kamu semua kedalamnya dengan aman sentosa”. Kami (Allah) telah membuangkan segala sifat kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka itu merupakan saudara-saudara belaka, berhadap-hadapan di atas tempat duduk, Mereka tidak pernah tersentuh oleh rasa lelah dan mereka tidak akan dikeluarkan dari tempat itu”. (QS. Al Hijr : 45-48)
H. Tidak mendengarkan perkataan omong kosong
“Di dalam surga itu mereka tidak mendengarkan perkataan omong kosong dan tidak pula kata-kata yang menyebabkan dosa. Yang terdengar di situ hanyalah ucapan: “Salam (damai), salam (damai)”. (QS. Al Waqi’ah :25-26)
I. Surga memiliki delapan pintu
“Di surga terdapat delapan pintu. Ada pintu yang namanya Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barang Siapa yang berinfak dengan sepasang unta atau kuda atau lainnya di jalan Allah swt., maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga. “Wahai hamba Allah, pintu ini lebih baik. Barang Siapa yang rajin shalat, maka ia dipanggil di pintu shalat. Barang Siapa berjihad, maka ia dipanggil di pintu jihad. Barang Siapa rajin bershadaqah, maka ia masuk dari pintu shadaqah. Dan barang siapa puasa, maka ia dipanggil dari Ar-rayyan.”Abu Bakar berkata,”Wahai Rasulullah, apakah setiap orang dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang dipanggil dari semua pintu tersebut? Rasulullah saw. menjawab,”Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.”
“Siapa di antara kalian yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahulaa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu, maka dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah delapan dan ia masuk dari mana saja yang ia sukai.” (HR. Imam Muslim)
“Jika seorang muslim mempunyai tiga orang anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainya di pintu-pintu surga yang delapan dan ia bebas masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.” (HR. Imam Muslim)
J. Tidak buang kotoran dan tidak meludah
“Mereka berbaris dalam satu regu, wajah mereka memancarkan kepuasan seperti rembulan saat pertama. Tubuh mereka bersih dari kotoran. Tidak meludah, tidak berdahak dan tidak pula buang air. Tempat-tempat singgahnya terbuat dari emas, sisirnya terbuat juga dari emas dan perak. Tempat apinya adalah kayud, keringatnya berupa minyak misyk, setiap lelaki memiliki pasangan istri yang kulitnya cemerlang seolah-olah sumsumnya tampak dari balik daging. Mereka tidak pernah berselisih, tidak saling membenci sebab mereka sehati. Bacaannya tiap kali adalah tasbih, setiap pagi maupun sore.” (HR. Imam Bukhari)
IV. Profil (penampilan) penghuni surga
“Penghuni surga masuk ke dalam surga dengan rambut pendek, belum berjenggot, matanya bercelak dan usianya tiga puluh tiga tahun.” (Imam Tirmidzi)
“Jika penghuni surga meninggal dunia, baik pada saat kecil atau tua, maka mereka dikembalikan dengan usia tiga puluh tahun di surga dan usianya tidak bertambah selama-lamanya. Begitu juga penghuni neraka.” (Imam Tirmidzi)
“Penghuni surga masuk surga dengan ketinggian Adam, enam puluh hasta dengan ukuran orang besar, dengan wajah tampan setampan Nabi Yusuf, Seusia Nabi Isa, tiga puluh tiga tahun, lidahnya fasih sefasih Nabi Muhammad, belum berjenggot dan berambut pendek.” (Ibnu Abu Dunya)
V. Kenikmatan surga yang tertinggi
“Wajah-wajah para ahli surga pada hari itu berseri-seri, karena dapat melihat kepada Tuhannya”. (QS. Al Qiyamah : 22-23)
“Dan penghuni surga yang paling tinggi atau mulia di sisi Allah adalah orang yang melihat wajah Allah setiap pagi dan petang. Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat, “Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada saat itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” (HR. Tirmidzi)
Demikian uraian singkat tentang “Menatap Surga Di Depan Mata”. Mudah-mudahan kita semua diizinkan oleh Allah Ta’ala menjadi orang-orang yang senantiasa istiqamah di dalam meniti hidup dan kehidupan ini, sehingga ketika ruh ini dicabut oleh-Nya kita menerima anugerah husnul khatimah. Sehingga kita termasuk dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang dipanggil dengan penuh kelembutan: “Yaa ayyatuhan-nafsul muthma innah, irji-i ila Rabbiki raadhiatan mardhiyyah, fadkhulii fi ‘ibaadii wadkhulii jannatii.”
Wallaahu a’lam bish shawab
Daftar Pustaka :
1. Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, CV Diponegoro, Bandung, 1996
2. http//www. Al-hikmah.ac.id
3. Al Quran Dan Terjemahnya , Departemen Agama RI, CV Pustaka Agung Harapan, 2006